Bondowosonews – Pengamat ekonomi, Dr. Ir. Harijadi Subagdja, S.PT., M.P., IPM, Dosen Politeknik Negeri Jember mengatakan bahwa dengan adanya embargo yang terjadi di beberapa Negera, membuat Indonesia harus mampu mempertahankan ketahanan pangan demi mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi maupun energi.

Menurutnya salah satu kebutuhan pangan yang perlu dijaga pada tahun 2023 merupakan gandum, pasalnya, pada tahun 2022 terjadi pembatasan impor dan expor di beberapa negara.

Dikatakan bahwa , Indonesia yang merupakan negara besar harus bisa megoptimalkan pangan lokal yang ada di dalam negeri.

“Adannya perseteruan antar negara ini membuat Indonesia harus melakukan vertikalisasi pangan,”jelasnya, Senin(02/01/2023)

Dengan adanya vertikalisasi  Harijadi mengatakan  dengan mengubah gandum menjadi pangan lokal seperti ubi, singkong dan lainnya sebagainya. Hal itu dinilainya mampu mempertahakan Indonesia dari krisis pangan, pasalnya gandum merupakan sumber kebutuhan pangan tertinggi di Indonesia.

“Ya kalau gandum di ganti ke makanan-makanan lokal seperti ubi, singkong, dan lain sebagainya,”tegasnya.

Ia juga menyebut, dalam hal ini bukan hanya Pemerintah, seluruh penduduk di Indonesia juga harus mengoptimalkan kebutuhan pangan agar dapat mengantisipasi terjadinya krisis pangan.

Berdasarkan data Statista, Indonesia merupakan negara pengonsumsi gandum peringkat ke-14 dunia pada 2021/2022, yaitu sebanyak 10,4 juta ton. Sementara itu, negara pengonsumsi gandum terbesar atau peringkat ke-1 adalah China, yaitu sebanyak 148,5 juta ton *)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini